KLASIFIKASI

Koleksi perpustakaan tampak rapi dan mudah ditemukan jika dikelompokkan menurut sistem tertentu. Pengelompokan dapat berdasarkan pada jenis, ukuran (tinggi, pendek, besar, kecil, dll), warna, abjad judul, dan abjad pengarang. Namun, sebagian besar perpustakaan menggunakan sistem pengelompokan koleksi berdasarkan subjeknya.

Klasifikasi berasal dari kata Latin “classis”yang artinya adalah proses pengelompokan. Dalam bahasa Inggris ”classification” yang artinya adalah penggolongkan atau pembagian. Dalam bahasa Indonesia klasifikasi berarti pengelompokan menurut jenis. Menurut Sulistyo-Basuki dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Perpustakaan, klasifikasi adalah proses pengelompokan, artinya mengumpulkan benda yang sama serta memisahkan benda yang tidak sama. Klasifikasi pada dunia perpustakaan dan informasi didefinisikan sebagai: penyusunan sistematik terhadap buku dan bahan pustaka lain atau katalog/entri indeks berdasarkan subyek, dalam cara paling berguna bagi mereka yang membaca atau mencari informasi. Sedangkan menurut Engking Mudyana, klasifikasi dalam arti luas dapat dikatakan sebagai suatu proses mental yang terjadi dalam pikiran kita pada waktu mengelompokan sesuatu objek dan membedakan sesuatu objek dengan objek lain. Dalam dunia perpustakaan merupakan pendekatan yang formal kepada buku dan bahan-bahan bacaan lain.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa klasifikasi adalah suatu proses memilih dan mengelompokan buku-buku perpustakaan atau bahan pustaka lainnya atas dasar tertentu serta diletakkannya secara bersama-sama di suatu tempat.

 

  1. A.    Tujuan Klasifikasi

Tujuan klasifikasi berusaha menemukan kembali bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan dengan tidak memandang besar kecilnya koleksi perpustakaan. Bila dirinci lebih lanjut, tujuan klasifikasi perpustakaan adalah:

  1. Menghasilkan urutan yang bermanfaat.

      Tujuan utama klasifikasi adalah menghasilkan urutan atau susunan bahan pustaka yang paling banyak manfaatnya bagi staf atau pengguna perpustakaan. Bahan pustaka disusun menurut klas berdasarkan hubungan timbal balik antara bahan pustaka. Dengan demikian klas berkaitan terkumpul menjadi satu. Dengan kata lain, bahan pustaka berkaitan dikelompokkan dalam urutan berdekatan sedangkan klas berlainan akan dipisahkan.

  1. Penempatan koleksi yang tepat.

      Bila bahan pustaka dipinjam berarti bahan pustaka tersebut diambil dari rak. Dengan demikian terjadi kekosongan ruang karena satu bahan pustaka telah terambil. Hal ini mengharuskan klasifikasi perpustakaan menyusun kembali bahan pustaka yang masih ada serta menata kembali bila bahan pustaka dikembalikan. Pengembalian bahan pustaka harus sesuai pada tempatnya yang pasti sesuai dengan klasifikasi yang digunakan.

  1. Mempermudah mekanisme penyusunan bahan pustaka.

      Bila susunan bahan pustaka sudah berjalan, maka biasanya pustakawan segan mengubahnya. Pada susunan yang telah berjalan, pustakawan menentukan urutan berikutnya dari bahan pustaka yang ada. Dengan demikian bila ada bahan pustaka baru, pustakawan sudah menentukan bagaimana cara menyisipkan bahan pustaka baru diantara bahan pustaka lama.

  1. Mempermudah penempatan koleksi baru (tambahan koleksi).

      Perpustakaan akan menerima bahan pustaka terus menerus. Oleh karena itu, maka klasifikasi perpustakaan harus mampu menentukan lokasi yang paling bermanfaat bagi bahan pustaka baru diantara bahan pustaka lama. Ada dua kemungkinan yaitu bahan pustaka baru disisipkan pada subjek yang telah ada, atau membuat klas baru, karena klas tersebut belum termuat dalam bagan klasifikasi.

  1. Mempermudah penemuan bahan pustaka.

      Siswa yang masuk ke perpustakaan sekolah ingin membaca buku-buku yang diinginkan. Untuk itu, mereka setelah masuk ke perpustakaan sekolah terlebih dahulu harus mencari buku-buku. Apabila buku-buku di perpustakaan sekolah sudah diklasifikasi dengan sebaik-baiknya, maka siswa lebih mudah mencarinya.

  1. Mengumpulkan bahan pustaka pada subyek yang sama dalam satu jajaran koleksi.

      Bahan pustaka yang ada di perpustakaan sekolah diklasifikasi dengan sebaik-baiknya untuk mempermudah pustakawan di dalam menyusun suatu bahan pustaka di dalam rak. Untuk menyusun bahan pustaka yang berdasarkan sistem klasifikasi apabila sistem klasifikasi yang digunakan berdasarkan subjeknya, maka bahan pustaka yang subjeknya sama dikumpulkan jadi satu dalam rak buku dalam satu jajaran koleksi, dan subjek yang berbeda dipisahkan dari jajaran koleksi tersebut.

 

  1. B.     Fungsi Klasifikasi

Adapun fungsi dari klasifikasi adalah sebagai petunjuk penyusunan buku di rak, maksudnya dapat membantu pemakai mengidentifikasi dan melokasi sebuah bahan pustaka berdasarkan nomor panggil (call number) ataupun mengelompokan semua bahan pustaka sejenis menjadi satu, dan sebagai sarana penyusunan entri bibliografis dalam katalog tercetak, bibliografi dan indek dalam tata susunan sistematis.

 

 

  1. C.    Sistem Klasifikasi

            Sistem pengelompokan koleksi perpustakaan terdapat beberapa macam cara, antara lain adalah sebagai berikut:

  1. Pengelompokan/Klasifikasi Artifisial

      Pengelompokan bahan pustaka berdasarkan ciri khas pada status benda tersebut seperti: tinggi buku, tebal koleksi, warna sampul bahan pustaka, jenis bahan pustaka.

  1. Pengelompokan/Klasifikasi Fundamental

      Pengelompokan bahan pustaka berdasarkan sifat-sifat yang melekat yang tidak dapat dipisahkan dari bahan pustakanya seperti berdasarkan isi (content), tema / topik, pokok bahasan, subjek.

            Semua perpustakaan di Indonesia, baik perpustakaan umum maupun perpustakaan sekolah, banyak yang menggunakan sistem klasifikasi fundamental yaitu pengelompokannya atas dasar subyek atau isinya.

 

  1. D.    Jenis-jenis Sistem Klasifikasi

            Beberapa jenis sistem klasifikasi:

  • DDC / Dewey Decimal Classification (1873)
  • LCC / Library of Congress Classifications (1899)
  • UDC / Universal Desimal Classification (1905)
  • SC / Subject Classifications  (1906)
  • CC / Colon Classifications (1933)
  • BC / A Bibliographic Classifications oleh H.E. Bliss  (1935)
  • RIC / Readers International Classifications (1961)

            Satu hal yang perlu diperhatikan oleh pengelola perpustakaan atau pustakawan adalah konsistensi di dalam penggunaan sistem klasifikasi.

 

  1. E.     DDC (Dewey Decimal Classification)

            Salah satu sistem klasifikasi yang banyak digunakan perpustakaan di seluruh dunia adalah sistem klasifikasi persepuluhan yang disusun oleh Melville Louis Kossuth Dewey tahun 1873. Sistem klasifikasi ini dikenal dengan nama Dewey Decimal Classification yang biasa disingkat menjadi DDC.

            Sistem ini disebut Persepuluhan, karena memakai angka persepuluhan untuk menyatakan cabang-cabang pengetahuan tertentu. Angka-angka yang dipakai untuk seluruh bidang ilmu pengetahuan adalah dari 000 – 999.

            Pengelompokan pertama disebut klas utama yang terdiri dari sepuluh kelompok. Masing-masing kelompok nanti dibagi lagi menjadi subyek yang lebih kecil yang disebut divisi. Dari subyek yang kecil ini, dibagi lagi menjadi subyek yang lebih kecil yang disebut subdivisi.

RINGKASAN PERTAMA

Sepuluh Klas Utama

                                            000 – Karya Umum

                                            100 – Filsafat

                                            200 – Agama

                                            300 – Ilmu Sosial

                                            400 – Bahasa

                                            500 – Ilmu Pengetahuan Murni

                                            600 – Ilmu Pengetahuan Terapan/Teknologi

                                            700 – Seni, Olahraga

                                            800 – Kesusastraan

                                            900 – Sejarah, Geografi

            Alasan Dewey membagi menjadi 10 kelompok dengan dimulai karya umum dan diakhiri dengan sejarah, yaitu: karena antara bagian/kelompok pertama dengan kelompok berikutnya selalu ada hubungannya sampai pada akhir dari pengelompokan itu. Tiap-tiap kelompok masih dijabarkan lagi.

RINGKASAN KEDUA

Seratus Klas Divisi

000    KARYA UMUM                                100    ILMU FILSAFAT                     

010    Bibliografi                                           110    Metafisika

020    Ilmu Perpustakaan & Informasi          120    Epistemologi

030    Ensiklopedi Umum                             130    Fenomena Paranormal

050    Terbitan Berseri Umum                      140    Pandangan-pandangan Filsafat Khusus

060    Organisasi Umum & Museum            150    Psikologi

070    Jurnalisme, Penerbitan, Surat Kabar  160    Logika

080    Kumpulan Karya-karya Umum          170    Etika

090    Naskah-naskah & Buku Langka         180    Filsafat Kuno, Filsafat Timur

                                                                      190    Filsafat Barat Modern

 

200    AGAMA                                             300    ILMU SOSIAL

210    Agama Alam                                       310    Statistik Umum

220    Alkitab                                                320    Ilmu Politik

230    Teologi Kristen                                   330    Ilmu Ekonomi

240    Moral Kristen                                      340    Ilmu Hukum

250    Gereja Kristen Setempat                     350    Administrasi Negara

260    Teologi Sosial kristen                         360    Layanan Sosial

270    Sejarah Gereja                                     370    Pendidikan

280    Denominasi & Sekte-sekte Kristen    380    Perdagangan, Komunikasi, Transportasi

290    Agama-agama Lain                             390    Adat istiadat dan Kebiasaan

2X0   Agama Islam

 

400    BAHASA                                           500    ILMU-ILMU MURNI

410    Bahasa Indonesia                                510    Matematika

420    Bahasa Inggris                                    520    Astronomi

430    Bahasa Jerman                                    530    Fisika

440    Bahasa Perancis                                  540    Kimia

450    Bahasa Italia                                       550    Ilmu Pengetahuan tentang Bumi

460    Bahasa Spanyol & Portugis                560    Paleontologi

470    Bahasa Latin                                       570    Ilmu tentang Kehidupan

480    Bahasa Yunani                                    580    Ilmu tentang Tumbuh-tumbuhan

490    Bahasa-bahasa Lain                            590    Ilmu tentang Hewan

 

600    TEKNOLOGI (ILMU TERAPAN)   700    KESENIAN

610    Ilmu Kedokteran                                 710    Seni Perkotaan & Pertamanan

620    Ilmu teknik (Enjiniring)                      720    Arsitektur

630    Pertanian                                             730    Seni Plastik & Seni Pahat Patung

640    Kesejahteraan Rumah Tangga            740    Menggambar & Seni Dekorasi

650    Manajemen                                          750    Seni Lukis & Lukisan

660    Teknologi Kimia                                 760    Seni Grafika

670    Pabrik-pabrik                                       770    Fotografi

680    Pembuatan Produk                              780    Musik

690    Bangunan                                            790    Seni Rekreasi & Pertunjukan

 

800    KESUSASTRAAN                            900    GEOGRAFI & SEJARAH

810    Kesusastraan Indonesia                      910    Geografi & Kisah Perjalanan

820    Kesusastraan Inggris                           920    Biografi

830    Kesusastraan Jerman                           930    Sejarah Dunia Purba

840    Kesusastraan Perancis                         940    Sejarah Umum Eropa

850    Kesusastraan Italia                              950    Sejarah Umum Asia

860    Kesusastraan Spanyol & Purtugis       960    Sejarah Umum Afrika

870    Kesusastraan Latin                              970    Sejarah Umum Amerika Utara

880    Kesusastraan Yunani                          980    Sejarah Umum Amerika Selatan

890    Kesusastraan Lain-lain                        990    Sejarah Umum Bagian Lain dari Bumi

 

RINGKASAN KETIGA

Seribu Klas Subdivisi

000    KARYA UMUM                                010    BIBLIOGRAFI

001    Ilmu Pengetahuan Umum                   011    Bibliografi Umum

002    Buku                                                   012    Bibliografi Karya Perorangan

003    Sistem-sistem                                      013    Bibliografi Kelompok Pengarang Khusus

004    Pengolahan Data, Komputer               014    Bibliografi Karya Anonim

005    Program Komputer                             015    Bibliografi Karya Wilayah

006    Metode Komputer Khusus                  016    Bibliografi Subjek

            Dan seterusnya, untuk lebih jelasnya lihat buku Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey yang disusun oleh Towa P. Hamakonda dan JNB. Tairas.

 

  1. F.     Unsur-unsur Pokok DDC

            Unsur-unsur pokok DDC, yaitu:

  1. Sistematika, yaitu pembagian ilmu pengetahuan yang dituangkan dalam susunan teratur dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip tertentu.
  2. Notasi, yaitu serangkaian angka yang dapat mewakili subjek dari isi suatu bahan pustaka. Notasi ini dikenal atau disebut dengan nomor klas.
  3. Indeks Relatif, merupakan kumpulan sejumlah tajuk subjek yang disusun secara alfhabetis yang memberikan petunjuk berupa nomor klas.
  4. Tabel, merupakan kumpulan pengertian yang dapat membantu lebih menspesifikkan suatu topik/tema/subjek. Tabel-tabel dalam DDC terdiri atas : (1) Subdivisi Standar; (2) Wilayah; (3) Subdivisi Kesusastraan; (4) Subdivisi Bahasa; (5) Ras, Bangsa, Etnis; (6) Bahasa-bahasa.

 

  1. G.    Cara Menggunakan DDC

Adapun cara menggunakan DDC adalah sebagai berikut:

  1. Menghafalkan sepuluh klas utama, mengingat dan mengerti 100 klas divisi serta 1000 klas subdivisi.
  2. Manganalisis bahan pustaka untuk dapat menentukan subjek
  3. Menentukan nomor klasifikasi dengan pendekatan :
    1. Langsung, yaitu melalui bagan klasifikasi biasanya dilakukan untuk subjek yang mudah dan hafal,
    2. Tidak langsung, yaitu melalui indeks relatif atau tajuk subjek.
  4. Apabila subjek angka dasarnya (BN = Base Number) tidak berakhir dengan 0 (nol), langsung dapat ditambahkan.

Contoh:

Kamus Akuntansi

Akuntansi (BN)    657

Kamus (SS)           03

Kamus Akuntansi 657.03

  1. Apabila subjek angka dasarnya (BN = Base Number) berakhir dengan 0 (nol), notasi nol-nya dihilangkan.

Rumus, BN0 + SS = BN0SS

Contoh:

Majalah Pendidikan

Pendidikan (BN)   370

Majalah (SS)         05

Majalah Pendidikan (BN0SS) 370.05

Lalu ditulis                              370.5

  1. Apabila subjek angka dasarnya (BN = Base Number) berakhir 00 (dobel nol), kedua nol tersebut dihilangkan, lalu tabel SS-nya ditambahkan.

Rumus, BN00 + SS = BN00SS

Contoh:

Filsafat Teknologi

Teknologi (BN)    600

Filsafat (SS)          01

Filsafat Teknologi (BN00SS) 600.01

Lalu ditulis                              601

 

  1. H.    Prinsip-prinsip Klasifikasi

            Prinsip umum sebagai pedoman dalam mengklasifikasi bahan pustaka, meliputi:

  1. Klasirlah buku/bahan pustaka menurut subjeknya kecuali untuk kesusasteraan hendaknya lebih diutamakan menurut bentuk penyajiannya, atau bentuk karyanya.
  2. Klasirlah buku/bahan pustaka sesuai dengan apa yang menjadi maksud dan tujuan pengarang/penulis.
  3. Klasirlah buku/bahan pustaka berdasarkan subjek yang paling spesifik.
  4. Apabila menjumpai suatu koleksi yang membahas dua subjek yang tidak saling berhubungan maka yang harus dilakukan adalah:
  5. Apabila menjumpai bahan pustaka yang membahas suatu subjek dengan dua aspek yang tidak jelas, aspek mana yang diutamakan maka :
  6. Apabila menjumpai bahan pustaka yang membahas tiga subjek atau lebih dan merupakan bagian dari subjek yang lebih luas, maka kelompokkan pada subjek yang lebih luas tersebut.
  7. Apabila sebuah bahan pustaka membahas subjek yang belum atau tidak terdapat nomor kelasnya dalam bagan (DDC), maka kelompokkan buku tersebut pada nomor kelas yang subjeknya paling dekat dengan subjek yang dibahas, jangan membuat nomor sendiri.
  1. Kelompokkan pada subjek yang lebih banyak diuraikan.
  2. Bila uraian sama banyak kelompokkan pada subjek yang lebih dulu diuraikan.
  3. Kelompokkan pada subjek yang disebutkan lebih dulu dalam DDC.
  4. Kelompokkan pada subjek yang lebih bermanfaat bagi perpustakaan.
  1. Kelompokkan pada aspek disiplin yang lebih luas.
  2. Kelompokkan pada aspek disiplin yang merupakan dasar dari disiplin yang lain.
  3. Kelompokkan pada aspek yang merupakan tujuan dari disiplin yang lain.

 

  1. I.       Cara Membaca Buku Secara Teknis dalam Mengklasifikasi Bahan Pustaka

            Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menentukan subjek dalam mengklasifikasi sebuah buku adalah melalui :

  1. Judul, yang meliputi: judul utama, dan judul tambahan atau sub judul.
  2. Ringkasan buku.
  3. Kata pengantar.
  4. Daftar isi.

            Hal ini diperlukan karena seorang pengklasifikasi tidak akan mampu membaca/menganalisis isi bahan pustaka secara keseluruhan/detail karena keterbatasan pengetahuan dan waktu.

 

  1. J.      Cara Menuliskan Klasifikasi Pada Punggung Buku

            Adapun cara menuliskan klasifikasi pada punggung buku (label buku), yaitu:

  1. Nomor klasifikasi.
  2. Tiga huruf pertama dari pengarang.
  3. Satu huruf pertama dari judul buku.

 

Berita Terkait

Komentar via Facebook

Kembali ke atas

Pencarian

SURAT KECIL UNTUK TUHAN

Dibaca: 65060 kali

KLASIFIKASI

Dibaca: 13778 kali

MEMBACA CEPAT (QUICK READING)

Dibaca: 1573 kali

Geliad 2020

Minggu, 04 Oktober 2020

CEMBURU - diantara sakura padang salju

Senin, 05 November 2018

KLASIFIKASI

Selasa, 23 Oktober 2018

FRITZ

Selasa, 23 Oktober 2018

Terapi Beragam Masalah EMOSI Harian

Selasa, 23 Oktober 2018



semua agenda

Agenda

16 September 2018
CBT